IKHLAS BERIBADAH HANYA MENGHARAP RIDHO
ALLAH SEMATA
Secara bahasa kata
ikhlas berasal dari bahasa arab, yaitu khalasha, yakhlusu, khulushan, ikhlasan
yang artinya bersih tiada, bercampur, jujur, tulus, membersihkan sesuatu hingga
menadi bersih.
Secara istilah,
ikhlas memiliki bermcam-macam arti :
-
Imam Al-Qusyairi dalam kitab Risatul
Qusyairiyah mengatakan ikhlas adalah menjadikan sebagai satu-satunya
sesembahan.
-
Syekh Abu Ali Ad-Daqqaq, berkata: keikhlasn
berarti mensucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesame makhluk,
apakah itu pujian atau penghormatan.
- Ikhlas juga berarti rahasia tuhan yang ada
dalam hati hamba-hambaNya.
- Kata ikhlas biasanya dikhusukan untuk
memurnikan tujuan dalam beribadah kepada Allah.
Dasar hokum ikhlas
-
Ikhlas dalam menyembah Allah Q.S Al Bayinah : 5
-
Perintah ikhlas dalam beribadah : Q.S Al
Baqoroh : 139, Q.S Al A’araf : 29, Q.S Az Zumar : 2, 11, 14
-
Memohon diberi keikhlasan dalam beribadah Q.S
Al Isra’ : 80
Tingkatan-tingkatan ikhlas
Menurut Imam Yahya An Nawawi :
- Amal hamba sahaya/ budak/ buruh/ bawahan.
- Amal ikhlas yang dikerjakan karena takut
kepada Allah
-
Amal saudagar/ pedagang/ businessman.
- Amal ikhlas yang dikerjakan karena
mengharap pahala.
-
Amal orang merdeka/ orang mandiri.
- Amal ikhlas yang dikerjakan karena adnya kesadaran
bahwa beramal/beribadah adalah kebutuhan sekaligus kewajiban kepada Allah
Menurut Sayyid Abi Bakar Al Makky dalam
kitab Kifayatu Al-Alqiya wa minhajul Al- Ashafiya :
-
Ikhlas itu tidak adnaya kinginan dari ketaatan
diri kepada Allah kecuali mendekatkan diri kepada Allah. Ini merupakan
tingkatan amal yang paling tinggi.
-
Beramal dengan harapan mendapat pahala dan
menghidari siksa.
- Beramal dengan harapan Allah akan memberikan
kekayaan dunia, seperti membaca Surat Al Waqiah dan lain-lain.
Menurut
Dzun Al Misyri menjelaskan tentang cirri-ciri orang yang berbuat ikhlas dalam
amalnya :
-
Manakala orang yang bersngkutan memandang
pujian dan celaan manusia sama saja tidak mengoyhakan amalnya.
-
Melupakan amal ketika beramal.
-
Jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh
pahala di akherat karena amal baiknya.
Rosullah saw. bersabda :
Innamal ‘amalu bin niyat, wa innama
liklim riim Manawa (H.R Bukhori)
Artinya :” sesungguhnya semua amal itu
tergantung pada niatnya, sesungguhnya tiap-tiap orang hanya memperoleh apa yang
dia niatkan.